Senin, 11 Januari 2010

Guru untuk Punguan koor Ama......?

Beberapa bulan belakangan ini, saya melihat kelesuan pada anggota Punguan Ama HKBP Sukamaju untuk hadir didalam latihan rutin setiap hari Kamis. Bukan hanya untuk latihan bahkan untuk hadir ke Gereja menyembah Tuhan dalam kebaktian Minggu sudah semakin berkurang. Sepanjang minggu advent dan perayaan Natal, punguan Ama tidak pernah lagi menyanyikan lagu penyembahan di Gereja karena anggota yang hadir digereja sangat minim, kadang hanya 5 orang . Apa sebenarnya yang terjadi...? Bahkan pendeta didalam laporan akhir tahunnya, menyimpulkan bahwa penyebab utama adalah karena kekurangan tenaga pengajar, tapi menurut kami itu adalah alasan yang sangat tidak logis.
Apakah hidup keimanan seorang anggota punguan ama, ataupun kehadirannya digereja untuk menyembah Tuhan tergantung kepada seorang guru pengajar koor mereka? Apakah kehadiran seorang anggota punguan Ama digereja hanya tergantung kepada menyanyi atau tidaknya mereka digereja, jika menyanyi akan ke gereja jika tidak menyanyi tidak perlu ke gereja. Apakah kedatangannya ke gereja setiap hari minggu hanya untuk menunjukkan bahwa dia aktiv dalam punguan ama, dan bukan untuk memuji dan menyembah Tuhan yang empunya kehidupan? Jika kita menyanyi di gereja siapakah yang harus terpuji, sang penyanyikah ataukah sang pemberi talenta.
Sebagai pengikut Kristus, kita harus mempertanyakan keimanan kita.

Memang sangat menyedihkan, kami sebagai pengajar sudah berulang kali mengatakan bahwa, bukan karena kita penyanyi pujian di gereja makanya kita datang ke gereja, tapi kita kegereja untuk mengucap syukur dan menyembah sang empunya kehidupan yang selalu menjagai kita. Jadi menyanyi ataupun tidak, kita harus kegereja sebagai ungkapan rasa terimakasih kita kepada Sang pemilik kehidupan, yang telah memberi juga kepada kita talenta bernyanyi. Mari kita gunakan setiap talenta yang Tuhan beri demi kemuliaannya.
Memang kami akui, kami sebagai pengajar jarang ada di Palembang karena pekerjaan kami, tapi situasi seperti itu sudah 8 tahun terjadi, kalau dulu memang masih ada P'Siburian dan guru huria yang menggantikan kami jika berhalangan tapi sekarang beliau-beliau ini sudah pindah tempat tugas.
Sebagai solusi untuk mengatasi hal ini kami sudah menetapkan 2 orang guru pengganti dari antara anggota, dan hal itu sudah kami sepakati bersama. Walaupun guru baru tapi kami rasakan sudah cukup untuk memimpin saat latihan, dan kami sudah pesankan untuk sementara waktu melatih lagu-lagu yang lama untuk dinyanyikan saat minggu tiba, untuk latihan lagu baru nanti kami yang akan memimpin. Tapi hal ini juga belum cukup, nyatanya yang datang latihan juga masih 4,5 orang saja.
Oleh sebab itulah kami sebagai pengajar menyimpulkan, bahwa bukan karena kekurangan guru pengajar penyebab minimnya kehadiran anggota punguan koor ama kegereja, tapi yang terutama adalah anggota puguan koor ama harus mempertanyakan motivasinya menjadi anggota punguan koor ama itu. Memuji Tuhan ataukah memuji diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar